TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA

DI SUSUN
OLEH : GRIESNANDIAZ INTAN PURNAMA
NPM : 24214616
KELAS : 1EB32
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya
mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
rahmat dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “PEREKONOMIAN
INDONESIA”.
Metode
penugasan yang diberikan adalah membuat tulisan dengan tema yang telah di
tentukan.
Saya
menyadari bahwa tulisan yang saya buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk
memperbaiki tulisan saya berikutnya. Saya berharap tulisan ini bisa diterima
dan digunakan sebagai referensi oleh pembaca.
Bekasi,
16 Juni 2015
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dewasa ini dunia industri, telah memasuki era modern.
Kegiatan industri semakin berkembang dan meningkat guna memenuhi kebutuhan
manusia sehingga timbulnya industrialisasi. Kegiatan industrialisasi memiliki
dampak yang besar bagi kelestarian lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dapat
menjadi dampak positif maupun negatif bagi lingkungan. Di era globalisasi saat ini, setiap negara
pasti ingin menjadi suatu negara yang memiliki tingkat keuangan yang tinggi.
Oleh karna itu, maka setiap pemerintahan di suatu Negara membuat suatu iktisar
yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut Neraca Pembayaran. Keyakinan bahwa perdagangan
luar negeri akan memberikan sumbangan positif kepada kegiatan ekonomi negara
telah lama di yakini dikalangan ahli-ahli ekonomi. Sehingga saat ini neraca pembayaran sangat bergantung
pada modal asing.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah konsep dan tujuan dalam industrialisasi ?
2. Apa sajakah faktor pendorong industrialisasi ?
3. Permasalahan apa sajakah yang terdapat dalam industrialisasi ?
4. Bagaimanakah strategi pembangunan dalam sektor industri ?
5. Bagaimanakah penjelasan dari Neraca Pembayaran dan tingkat
ketergantungan pada modal asing ?
1.3 TUJUAN
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perekonomian Indonesia. Serta untuk
memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai industrialisasi dan neraca
pembayaran serta tingkat ketergantungan pada modal asing
BAB
2
ISI
.
2.1
INDUSTRIALISASI
Industri adalah bidang
matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa
Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil
bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai
mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang
berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan
yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah,
yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik.
Ø Konsep industrialisasi
Revolusi
industry abad 18 di Inggris adalah dalam pemintalan dan produksi kapas yang
menciptakan spesialisasi produksi.selanjutnya penemuan baru pada pengolahan
besi dan mesin uap sehingga mendorong inovasi baja,dan begitu
seterusnya,inovasi-inovasi bar uterus bermunculan.industri merupakan salah satu
strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi.
Ø Tujuan industrialisasi
Tujuan
Industrialisasi adalah untuk memajukan sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap
Negara,dengan didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas,dengan
industrialisasi ini maka,Negara berkembanga yang mampu memanfaatkannya dengan
baik,maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.
Ø Faktor-faktor
pendorong industrialisasi adalah :
·
Kemampuan teknologi dan inovasi.
·
Laju pertumbuhan pendapatan nasional per-kapita.
·
Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara
yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia,
dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses
industrialisasi lebih cepat.
·
Besar pangsa pasar DN yang
ditentukan tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.
·
Ciri industrialisasi yaitu cara
pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi.
·
Keberadaan SDA(sumber daya alam)
·
Kebijakan atau strategi pemerintah
Ø Permasalahan
Industrialisasi
Masalah dalam industri manufaktur nasional:
A. Kelemahan struktural
·
Basis ekspor & pasar masih
sempit
·
Tidak ada industri berteknologi
menengah
·
Konsentrasi regional
B. Kelemahan organisasi
·
Industri kecil & menengah
masih terbelakangèproduktivitas rendahè Jumlah Tk masih banyak (Padat Karya)
·
Konsentrasi Pasar
·
Kapasitas menyerap &
mengembangkan teknologi masih lemah
·
SDM yang lemah
Industri manufaktur di LDCs lebih
terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1.
Keterbatasan teknologi.
2.
Kualitas Sumber daya Manusia.
3.
Keterbatasan dana pemerintah (selalu
difisit) dan sektor swasta.
4.
Kerja sama antara pemerintah,
industri dan lembaga pendidikan & penelitian masih rendah.
Ø
Strategi Pembangunan Sektor
Industri
Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan
pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan
cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha. Produk-produk hasil manufaktur di
dalam negeri saat ini begitu keluar dari pabrik langsung berkompetisi dengan
produk luar, dunia usaha pun harus menerima kenyataan bahwa pesatnya
perkembangan teknologi telah mengakibatkan cepat usangnya fasilitas produksi,
semakin singkatnya masa edar produk, serta semakin rendahnya margin keuntungan.
Dalam melaksanakan proses pembangunan industri, keadaan tersebut merupakan
kenyataan yang harus dihadapi serta harus menjadi pertimbangan yang menentukan
dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan, sekaligus merupakan paradigma
baru yang harus dihadapi oleh negara manapun dalam melaksanakan proses
industrialisasi negaranya.
Atas dasar pemikiran tersebut kebijakan dalam
pembangunan industri Indonesia harus dapat menjawab tantangan globalisasi
ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang
cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua
negara, sehingga fokus strategi pembangunan industri pada masa depan adalah
membangun daya saing sektor industri yang berkelanjutan di pasar domestik.
Dalam situasi yang seperti itu, maka untuk
mempercepat proses industrialisasi, menjawab tantangan dari dampak negatif
gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta mengantisipasi
perkembangan di masa yang akan datang, pembangunan industri nasional memerlukan
arahan dan kebijakan yang jelas. Kebijakan yang mampu menjawab pertanyaan,
kemana dan seperti apa bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun
jangka panjang.
Untuk menjawab dan mengantisipasi berbagai masalah,
issue, serta tantangan di atas, Departemen Perindustrian telah menyusun
Kebijakan Pembangunan Industri Nasional yang telah disepakati oleh berbagai
pihak terkait, dimana pendekatan pembangunan industri dilakukan melalui Konsep
Klaster dalam konteks membangun daya saing industri yang berkelanjutan. Sesuai
dengan kriteria daya saing yang ditetapkan untuk kurun waktu jangka menengah
(2005-2009) telah dipilih pengembangan klaster industri inti termasuk
pengembangan industri terkait dan industri penunjang.
·
Strategi
industrialisasi
1.
Strategi Subtitusi Impor
a.
Lebih menekankan pada pengembangan industry yang
berorientasi pada pasar domestic.
b.
Strategi subtitusi impor adalah industry
domestic yang membuat barang menggantikan impor.
c.
Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan mengembangkan industry dalam negeri
yang memproduksi barang pengganti impor.
Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
a.
SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja)
cukup tersedia
b.
Potensi permintaan dalam negeri memadai
c.
Pendorong perkembangan sector industry
manufaktur dalam negeri
d.
Dengan perkembangan industry dalam negeri,
kesempatan kerja lebih luas
e.
Dapat mengurangi ketergantungan impor
2.
Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya
di Indonesia
a. Industry
manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru.
b. Ekspor
manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik.
c. Kebijakan
proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost economy.
d. Teknologi
yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat diproteksi.
3. Strategi
Promosi Ekspor
a. Lebih
berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam negeri.
b. Tidak ada
diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari
pemerintah
c. Dilandasi
pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produk
yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor.
d. Strategi
promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi
yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif.
4. Kebijakan
industrialisasi
a. Dirombaknya
system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan sederhana.
b. Dikuranginya
fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara dan kebijakan pemerintah untuk
mendorong pertumbuhan sector swasta bersama-sama dengan BUMN.
Ø Data Statistik PDB Tahun – tahun Mutakhir Berdasarkan Sektor dan Bandingan
Peran Sektor Industri Dengan Faktor Lainnya
Badan Pusat Statistik
(BPS) melaporkan, sembilan sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto
dalam PDB dari yang terbesar hingga yang terkecil berdasarkan harga berlaku
triwulan pertama 2010, yaitu:
1.
Sektor industri pengolahan sebesar Rp. 380,9 triliun.
2.
Sektor pertanian sebesar Rp. 239,4 triliun.
3.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp.
208,0 triliun.
4.
Sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 168,1
triliun.
5.
Sektor konstruksi sebesar Rp. 150,4 triliun.
6.
Sektor jasa-jasa sebesar Rp. 139,2 triliun.
7.
Sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan
sebesar Rp. 107,6 triliun.
8.
Sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 93,4
triliun.
9.
Sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp. 11,7
triliun.
Perhitungan atas dasar
harga konstan 2010, sembilan sektor ekonomi memberikan nilai tambah bruto berturut-turut,
yaitu:
1.
Sektor industri pengolahan sebesar Rp. 143,7 triliun.
2.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp. 95,9
triliun.
3.
Sektor pertanian Rp. 76,0 triliun.
4.
Sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan Rp.
54,3 triliun.
5.
Sektor jasa-jasa Rp. 52,3 triliun.
6.
Sektor pengangkutan dan komunikasi Rp. 50,7 triliun.
7.
Sektor pertambangan dan penggalian Rp. 45,0 triliun.
8.
Sektor konstruksi Rp. 35,9 triliun.
9.
Sektor listrik, gas dan air bersih Rp. 4,3 triliun.
Peran sektor industri
dalam pembangunan perekonomian Indonesia adalah untuk memberikan nilai tambah
faktor-faktor produksi. Pada dasarnya peranan sektor industri dalam pembangunan
ini dikembangkan menjadi strategi industrialisasi yang meliputi strategi
industri subtitusi impor (SISI) atau import subtitution dan strategi industri
promosi ekspor (SIPE) atau eksport promotion. Di Indonesia industri dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil
dan industri rumah tangga. Pengelompokan ini didasarkan pada banyaknya tenaga
kerja yang terlibat didalamnya, tanpa memperhatikan industri yang digunakan.
2.2 NERACA
PEMBAYARAN DAN TINGKAT KETERGANTUNGAN PADA MODAL ASING
Ø NERACA PEMBAYARAN
Neraca
pembayaran adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional
yang terjadi penduduk dalam negeri suatu negara dengan penduduk luar negeri
selama jangka waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam dolar AS. BOP
sangat berguna karena menunjukkan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan
posisi keuangan internasional dari suatu negara, dan juga BOP merupakan salah
satu indikator fundamental ekonomi dari suatu negara disamping
variabe;-variabel ekonomi makro lainnya.
BOP terdiri atas 3
saldo, yaitu:
1.
Saldo neraca transaksi berjalan ( TB
)
2.
Saldo neraca modal ( CA )
3.
Saldo neraca moneter ( MA )
TB adalah jumlah saldo dari :
1. Neraca
perdagangan yang mencatat ekspor dan impor barang.
2. Neraca jasa
yang mencatat ekspor dan impor termasuk pendapatan royalti bunga deposito,
transfer keuntungan bagi investor asing, pembayaran bunga cicilan utang luar
negeri dan kiriman uang masuk dari tenaga kerja indonesia diluar negeri.
3. Transaksi-transaksi
sepihak, yakni yang mencatat transaksi keuangan internasional sepihak atau
tanpa melakukan kegiatan keuangan tertentu sebagai kompensasi dari pihak
penerima. Terkadang, untuk menutupi defisit TB dilakukan fasilitas khusus dari
IMF yaitu Special Drawing Rights.
CA adalah neraca
ygmencatat arus modal jangka pendek dan jangka panjang masuk dan keluar yang
terdiri atas modal pemerintah neto dan lalu lintas modal swasta neto. Modal
pemerintah yaitu selisih antara pinjaman baru yg didapat dari luar negeri dan
pelunasan utang pokok dari pinjaman yg didapat pada periode sebelumya yang
sudah jatuh tempo. Lau lintas modal swasta neto adalah selisih antara dana
investasi yg masuk, pinjaman dari luar negeri, dan pelunasan utang pokok swasta
dan dana investasi keluar negeri. Dana investasi terdiri dari dua macam yaitu investasi
langsung dan investasi tidak langsung.
MA adalah neraca
yg mencatat perubahan cadangan devisa berdasarkan transaksi arus devisa yg
masuk dan keluar dari suatu negara dalam suatu periode tertentu yg dicatat oleh
bank sentralnya. CD yg dicatat secara resmi, disebut neraca cadangan.
Selisih perhitungan antara neraca cadangan dan neraca moneter disebut error
& omission. Karena secara keseluruhan saldo BOP harus ( nol=kredit ),
maka MA berfungsi sebagai pos pengimbang agar selisih agar selisih antara
neraca cadangan agar selisih antara neraca cadangan dan e&o sama dengan 0.
Oleh karena itu, didalam MA tanda ( + ) berarti defisit atau CD berkurang dan
tanda ( - ) artinya surplus ( CD bertambah ).
Ø MODAL
1.
Manfaat Bagi Negara Pemberi dan Negara Penerima
Seperti halnya perdagangan Internasional, mobilisasi modal antar negara
mempunyai manfaat bagu negara pengekspor maupun pengimpor modal tersebut.
Proyek investasi dengan tingkat pengembalian ( return on investment ; ROI )
yang tinggi di suatu negara tidak akan dikorbankan karena kelangkaan dana,
sementara proyek investasi dengan hasil yang rendah di negara yg memiliki dana
dana berlimpah dapat terus dilaksanakan. Manfaat dari adanya investasi dari DCs
di LDCs juga harus dilihat dalam bentuk pertumbuhan output ( PDB ) kesempatan
kerja dan pendapatan, peralihan teknologi, pengetahuan manajemen, dll.
2.
Pembiayaan Defisit Tabungan-Investasi ( S-I Gap )
BAGI Indonesia modal asing diperlukan bukan hanya untuk membiayai defisit
neraca transaksi berjalan atau menutupi kekurangan CD, tetapi juga untuk
membiayai investasi di dalam negeri. Defisit neraca transaksi berjalan paling
tidak harus dikompensasi dalam jumlah yg sama oleh surplus CA agar CD tidak
berkurang. Semakin besar defisit neraca transaksi berjalan, semakin besar modal
masuk yg diperlukan untuk menjaga agar CD tidak berkurang. Indonesia selama ini
sangat tergantung modal asing untuk membiayai investasi didalam negeri karena
dana yg bersumber dari tabungan lebih kecil daripada kebutuhan dana untuk investasi.
3.
Perkembangan Arus Modal Masuk
Sebagian besar modal asing yang masuk ke Indonesia adalah modal resmi,
walaupun porsinya bervariasi antar tahun. Ini karena modal asing resmi lebih
dominan dibandingkan modal swasta sebagai sumber eksternal bagi pembiayaan
tabungan-investasi gap Indonesia. Terutama sejak kerisis ekonomi yg disusul
dengan krisis politik dan sosial, peran modal asing resmi semakin penting
terutama dari IMF, Bank Dunia dan CGI, sedangkan peran dari modal asing
berkurang karena indonesia menjadi tidak menarik lagi atau tidak aman untuk
investasi.
Sebenarnya yang penting bukan angak persetujuan untuk diperhatikan., tetapi
angka realisasinya. Data dari BKPM yang diolah oleh Litbang harian Kompas
menunjukan bahwa nilai realisasi investasi langsung di Indonesia baik PMDN
maupun PMA rata-rata pertahun sangat kecil sebagai suatu persentase dari nilai
investasi yg disetujui.
4.
Arus Modal Resmi
Arus modal resmi dalam bentuk pinjaman maupun bantuan pembangunan dari
negara-negara donor secara individu ( pinjaman bilateral ). Pada saat ktisis
Indonesia membutuhkan bantuan luar negeri karena modal asing swasta menurun
drastis. Pada saat investasi asing mulai masuk lagi ke Indonesia, bantuan luar
negeri terutama dalam bentuk bantuan pembangunan dan pinjaman dari IMF
menunjukan tren yang menurun.
Bagian terpenting dari arus modal resmi yg diterima oleh pemerintah
indonesia setiap tahun adalah bantuan pembangunan dalam bentuk pinjaman dengan
bunga sangat murah dan persyaratan-persyaratan sangat lunak, maupun dalam
bentuk hibah. Ketergantungan pemerintah terhadap bantuan pembangunan dari
sumber eksternal berkorelasi negatif terhadap defisit keuangan pemerintah (
APBN ) yakni sebagai berikut:
BPN = G – Ty
BPN = bantuan pembangunan neto
G= pengeluaran pemerintah
Ty= pendapatan pemerintah
Apabila G>Ty yakni APBN defisit, arus APBN ke Indonesia positif, dan
sebaliknya.
Karena defisit APBN dibiayai oleh modal asing resmi yg sebagian besar dalam
bentik pinjaman, maka semakin besar defisit APBN, semakin besar pemerintah
dalam pembayaran bunga pinjaman. Dan semakin besar pembayaran bunga pinjaman,
semakin besar defisit NJ ( TRANSFER NETO) yang kalau lebih besar dari
pada surplus NP mengakibatkan semakin besar defisit saldo TB. Berarti, defisit
TB mempunyai suatu korelasi yang kuat dengan arus modal asing resmi atau BPN.
Ø UTANG LUAR NEGERI
1.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Salah satu komponen terpenting dari
arus modal masuk yang banyak mendapat perhatian di dalam literatur mengenai
pembangunan ekonomi di LDCs adalah ULN. Tingginya ULN dari banyak LCDs
disebabkan oleh faktor-faktor:
1. Defisit TB.
2. Kebutuhan dana
untuk membiayai tabungan-investasi gap yang negatif.
3. Tingkat inflasi
yang tinggi.
4. Dan
ketidakefisiensinya struktural di dalam perekonomian mereka.
Jika sebuah negara telah mecapai suatu tingkat pembangunan tertentu pada
fase terakhir dari proses pembangunan, ketergantungan negara tersebut terhadap
pinjaman luar negeri akan lebih rendah dibandingkan dengan periode pada saat
negara itu baru mulai membangun. Proksi yang umum digunakan untuk mengukur
tingkat pembangunan sebuah negara adalah tingkat PDB dalam nilai riil
perkapita, sedangkan indikator-indikator makro yang umum digunakan untuk
mengukur tingkat ketergantungan sebuah negara yerhadap bantuan atau ULN adalah
misalnya rasio ULN-PDB atau rasio ULN terhadap nilai total dari perdagangan
luar negeri ekspor+impor atau terhadap nilai ekspor.
2.
PERKEMBANGAN ULN INDONESIA
Dalam kasus Indonesia, tren perkembangan ULN-nya cenderung menunjukkan
suatu korelasi positif antara peningkatan jumlah ULN yang sering disebut Growth
With Indebtedness.
ULN Indonesia terdiri dari sektor publik ( pemerintah dan BUMN ) dan swasta
yang digaransi maupun tidak oleh pemerintah. Sejak krisis ekonomi pinjaman dari
IMF menjadi komponen penting dari ULN pemerintah yang dapat dikatakan sebagai
penyelamat Indonesia hingga tidak sampai mengalami status kebangkrutan
secara finansial.
Khusus untuk ULN pemerintah, salah satu rasionya dalah pembayaran DS
terhadap pengeluaran pemerintah. Selama periode 1993-1994-2000, rasio
paling rendah adalah 60% (1993-1994) dan paling tinggi adalah 140% (2000) .
Perhitungan rasio ini tidak termasuk utang dari IMF. Rasionya akan lebih tinggi
jika termasuk IMF.Rasio pembayaran DS terhadap pengeluaran pemerintah tersebut
jauh lebih besar dibandingkan rasio BP luar negeri terhadap pengeluaran
pembangunan, yang artinya beban pembayaran DS lebih besar daripada keuntungan
dari adanya pinjaman lunak untuk membiayai pinjaman.
Beban pemerintah dalam pembayaran DS menjadi semakin besar sejak krisis
ekonomi atau tepatnya sejak pemerintah melibatkan IMF dalam usaha pemulihan
ekonomi nasional. Jumlah tersebut merupakan bunga atas pinjaman yg tidak dapat
dipakai oleh pemerintah karena pinjaman dari IMF itu hanya boleh difungsikan
sebagai pendukung.
BI membuat perhitungan mengenai jadwal pembayaran DS yg harus dilakukan
oleh pemerintah kepada IMF selama periode 2002-2010. Perhitungan ini didasarkan
pada jumlah utang dari IMF yang diterima oleh pemerintah hingga Juni 2002
sebesar 9,4 miliar dolar AS. Hingga 2010 jumlah pokok utang dan bunga yang
dibayar mencapai masing-masing 9,4 miliar dolar AS dan hampir 1 miliar dolar
AS.
BAB 3
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi
yang menjadi bahasan dalam makalah ini. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas. Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA