NAMA : GRIESNANDIAZ INTAN PURNAMA
NPM : 24214616
KELAS : 2EB37
CONTOH KASUS
ANGKLUNG DI KLAIM SEBAGAI MILIK
MALAYSIA
Saung Angklung Udjo mengingatkan kembali pemerintah Indonesia
segera mengajukan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) seni musik angklung
pemerintah Forum Intelektual World Trade Organization (WTO). Pasalnya, Malaysia
sudah bersiap ke mendaftarkan pembuatan alat musik tradisional Indonesia ini ke
forum yang sama untuk memperoleh paten. Menuru General Manager Divisi
Pengembangan Saung Angklung Udjo, Satria Yanuar Akbar Saung Angklung
Udjo sudah menyampaikan permintaan kepada Pemerintah Indonesia agar segera
mendaftarkan hak paten angklung sejak 1,5 tahun lalu.
Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya. Walhasil, saat
ini pihaknya baru melakukan registrasi produknya. “Karena yang berwenang
melakukan hak paten pendaftaran angklungnya hanya pemerintah. Angklung kan aset
budaya Indonesia,” tambahnya. Satria mengungkapkan, Malaysia saat ini sedang
gencar-gencarnya mempromosikan alat musik angklung kepada wisatawan sebagai
alat musik tradisional mereka. “Malaysia menyebut angklung sebagai bambu malay.
Kalau klaim Malaysia atas angklung berhasil, ini kegagalan bagi kita,” tegas
Satria kepada wartawan di Bandung (11/6). Bila hal itu terjadi, kata dia, di
masa datang wisatawan asing tidak lagi percaya bahwa angklung adalah asli dari
Indonesia. Sebuah kebanggaan bangsa yang selama ini cukup dikenal di dunia
internasional akan hilang. Saung Angklung Udjo di Bandung pun mau tidak mau
harus ditutup. “Bahkan, bisa saja Malaysia melakukan somasi kepada Indonesia
agar tidak lagi mengakui angklung sebagai alat musik tradisional kita,”
ujarnya. Satria menyadari, sekalipun dunia sudah mengakui angklung adalah seni
tradisional asal Indonesia, tapi secara legal belum jelas. Jika paten angklung
diraih Malaysia, seniman angklung Indonesia harus membayar royalti ke Malaysia.
“Mereka serius untuk menggarap bambu malay. Semua sekolah dasar diajarkan
keterampilan memainkan bambu malay.”Dia melanjutkan, berdasarkan data sejarah,
alat musik angklung sudah ada di daerah Jasinga, Jabar, sejak 400 tahun lalu.
Saat itu, alat musik ini dikenal dengan istilah angklung bubrak. Untuk
menyelamatkan kelanjutan angklung sebagai sebuah kebanggaan bangsa, Saung
Angklung Udjo dan Universitas Padjadjaran Bandung saat ini terus mengumpulkan
berbagai data. Hasilnya, akan dijadikan bukti bahwa angklung memang berasal
dari Indonesia, tepatnya Tatar Sunda. Satria berharap Pemerintah Indonesia kali
ini benar-benar tanggap.
TANGGAPAN SAYA :
Menurut saya tindakan Malaysia sangat mengecewakan seluruh
masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa Barat. Namun sangat disayangkan
mengapa setelah 1,5 tahun Satria Yanuar Akbar Saung Angklung Udjo menyampaikan
permintaan kepada Pemerintah Indonesia agar segera mendaftarkan hak paten
angklung, baru sekarang pemerintah bertindak setelah Malaysia mengklaim
angklung sebagai alat musik tradisionalnya. Seharusnya pemerintah Indonesia
segera mendaftarkan hak paten untuk seluruh kebudayaan di Indonesia, agar tidak
adanya lagi pengakuan dari negara Malaysia maupun negara lainnya atas
kebudayaan Indonesia.
REFERENSI :