Rabu, 17 Juni 2015

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA INDUSTRIALISASI DOSEN R.HARDADI

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA


DI SUSUN OLEH      : GRIESNANDIAZ INTAN PURNAMA
NPM                          : 24214616
KELAS                                    : 1EB32






UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015



KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “PEREKONOMIAN INDONESIA”.
Metode penugasan yang diberikan adalah membuat tulisan dengan tema yang telah di tentukan.
Saya menyadari bahwa tulisan yang saya buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk memperbaiki tulisan saya berikutnya. Saya berharap tulisan ini bisa diterima dan digunakan sebagai referensi oleh pembaca.





                                                Bekasi, 16 Juni 2015

                                                                                                    Penyusun










BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

Dewasa ini dunia industri, telah memasuki era modern. Kegiatan industri semakin berkembang dan meningkat guna memenuhi kebutuhan manusia sehingga timbulnya industrialisasi. Kegiatan industrialisasi memiliki dampak yang besar bagi kelestarian lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dapat menjadi dampak positif maupun negatif bagi lingkungan. Di era globalisasi saat ini, setiap negara pasti ingin menjadi suatu negara yang memiliki tingkat keuangan yang tinggi. Oleh karna itu, maka setiap pemerintahan di suatu Negara membuat suatu iktisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut Neraca Pembayaran. Keyakinan bahwa perdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama di yakini dikalangan ahli-ahli ekonomi. Sehingga saat ini neraca pembayaran sangat bergantung pada modal asing. 

1.2  RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimanakah konsep dan tujuan dalam industrialisasi ?
2.      Apa sajakah faktor pendorong industrialisasi ?
3.      Permasalahan apa sajakah yang terdapat dalam industrialisasi ?
4.      Bagaimanakah strategi pembangunan dalam sektor industri ?
5.      Bagaimanakah penjelasan dari Neraca Pembayaran dan tingkat ketergantungan pada modal asing ?

1.3  TUJUAN

            Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Serta untuk memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai industrialisasi dan neraca pembayaran serta tingkat ketergantungan pada modal asing

  





BAB 2
ISI

.
2.1 INDUSTRIALISASI
Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik.

Ø  Konsep industrialisasi
Revolusi industry abad 18 di Inggris adalah dalam pemintalan dan produksi kapas yang menciptakan spesialisasi produksi.selanjutnya penemuan baru pada pengolahan besi dan mesin uap sehingga mendorong inovasi baja,dan begitu seterusnya,inovasi-inovasi bar uterus bermunculan.industri merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi.

Ø  Tujuan industrialisasi
Tujuan Industrialisasi adalah untuk memajukan sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap Negara,dengan didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas,dengan industrialisasi ini maka,Negara berkembanga yang mampu memanfaatkannya dengan baik,maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.

Ø  Faktor-faktor pendorong industrialisasi adalah :
·         Kemampuan teknologi dan inovasi.
·         Laju pertumbuhan pendapatan nasional per-kapita.
·         Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat.
·          Besar pangsa pasar DN yang ditentukan tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.
·          Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi.
·          Keberadaan SDA(sumber daya alam)
·         Kebijakan atau strategi pemerintah


Ø  Permasalahan Industrialisasi

Masalah dalam industri manufaktur nasional:
A.      Kelemahan struktural
·         Basis ekspor & pasar masih sempit
·         Tidak ada industri berteknologi menengah
·         Konsentrasi regional

B.      Kelemahan organisasi
·         Industri kecil & menengah masih terbelakangèproduktivitas rendahè Jumlah Tk masih banyak (Padat Karya)
·         Konsentrasi Pasar
·         Kapasitas menyerap & mengembangkan teknologi masih lemah
·         SDM yang lemah

Industri manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1.      Keterbatasan teknologi.
2.      Kualitas Sumber daya Manusia.
3.      Keterbatasan dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta.
4.      Kerja sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian masih rendah.

Ø  Strategi Pembangunan Sektor Industri

Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha. Produk-produk hasil manufaktur di dalam negeri saat ini begitu keluar dari pabrik langsung berkompetisi dengan produk luar, dunia usaha pun harus menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi telah mengakibatkan cepat usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya masa edar produk, serta semakin rendahnya margin keuntungan. Dalam melaksanakan proses pembangunan industri, keadaan tersebut merupakan kenyataan yang harus dihadapi serta harus menjadi pertimbangan yang menentukan dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan, sekaligus merupakan paradigma baru yang harus dihadapi oleh negara manapun dalam melaksanakan proses industrialisasi negaranya.
Atas dasar pemikiran tersebut kebijakan dalam pembangunan industri Indonesia harus dapat menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus strategi pembangunan industri pada masa depan adalah membangun daya saing sektor industri yang berkelanjutan di pasar domestik.
Dalam situasi yang seperti itu, maka untuk mempercepat proses industrialisasi, menjawab tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, pembangunan industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan yang jelas. Kebijakan yang mampu menjawab pertanyaan, kemana dan seperti apa bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka panjang.
Untuk menjawab dan mengantisipasi berbagai masalah, issue, serta tantangan di atas, Departemen Perindustrian telah menyusun Kebijakan Pembangunan Industri Nasional yang telah disepakati oleh berbagai pihak terkait, dimana pendekatan pembangunan industri dilakukan melalui Konsep Klaster dalam konteks membangun daya saing industri yang berkelanjutan. Sesuai dengan kriteria daya saing yang ditetapkan untuk kurun waktu jangka menengah (2005-2009) telah dipilih pengembangan klaster industri inti termasuk pengembangan industri terkait dan industri penunjang.

·        Strategi industrialisasi

1.      Strategi Subtitusi Impor
a.      Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada pasar domestic.
b.      Strategi subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang menggantikan impor.
c.       Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan mengembangkan industry dalam negeri yang memproduksi barang pengganti impor.
Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
a.     SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia
b.     Potensi permintaan dalam negeri memadai
c.      Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
d.     Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas
e.     Dapat mengurangi ketergantungan impor

2.      Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
a.      Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru.
b.      Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik.
c.       Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost economy.
d.      Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat diproteksi.

3.      Strategi Promosi Ekspor
a.      Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam negeri.
b.      Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintah
c.       Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produk yang   dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor.
d.      Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif.

4.      Kebijakan industrialisasi
a.      Dirombaknya system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan sederhana.
b.      Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara dan       kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sector swasta bersama-sama dengan BUMN.



Ø Data Statistik PDB Tahun – tahun Mutakhir Berdasarkan Sektor dan Bandingan Peran Sektor Industri Dengan Faktor Lainnya

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sembilan sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto dalam PDB dari yang terbesar hingga yang terkecil berdasarkan harga berlaku triwulan pertama 2010, yaitu:
1.      Sektor industri pengolahan sebesar Rp. 380,9 triliun.
2.      Sektor pertanian sebesar Rp. 239,4 triliun.
3.      Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 208,0 triliun.
4.      Sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 168,1 triliun.
5.      Sektor konstruksi sebesar Rp. 150,4 triliun.
6.      Sektor jasa-jasa sebesar Rp. 139,2 triliun.
7.      Sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan sebesar Rp. 107,6 triliun.
8.      Sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 93,4 triliun.
9.      Sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp. 11,7 triliun.

Perhitungan atas dasar harga konstan 2010, sembilan sektor ekonomi memberikan nilai tambah bruto berturut-turut, yaitu:
1.      Sektor industri pengolahan sebesar Rp. 143,7 triliun.
2.      Sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp. 95,9 triliun.
3.      Sektor pertanian Rp. 76,0 triliun.
4.      Sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan Rp. 54,3 triliun.
5.      Sektor jasa-jasa Rp. 52,3 triliun.
6.      Sektor pengangkutan dan komunikasi Rp. 50,7 triliun.
7.      Sektor pertambangan dan penggalian Rp. 45,0 triliun.
8.      Sektor konstruksi Rp. 35,9 triliun.
9.      Sektor listrik, gas dan air bersih Rp. 4,3 triliun.

Peran sektor industri dalam pembangunan perekonomian Indonesia adalah untuk memberikan nilai tambah faktor-faktor produksi. Pada dasarnya peranan sektor industri dalam pembangunan ini dikembangkan menjadi strategi industrialisasi yang meliputi strategi industri subtitusi impor (SISI) atau import subtitution dan strategi industri promosi ekspor (SIPE) atau eksport promotion. Di Indonesia industri dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Pengelompokan ini didasarkan pada banyaknya tenaga kerja yang terlibat didalamnya, tanpa memperhatikan industri yang digunakan.

2.2 NERACA PEMBAYARAN DAN TINGKAT KETERGANTUNGAN PADA MODAL ASING

Ø  NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional yang terjadi penduduk dalam negeri suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam dolar AS. BOP sangat berguna karena menunjukkan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara, dan juga BOP merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi dari suatu negara disamping variabe;-variabel ekonomi makro lainnya.
BOP terdiri atas 3 saldo, yaitu:
1.      Saldo neraca transaksi berjalan ( TB )
2.      Saldo neraca modal ( CA )
3.      Saldo neraca moneter ( MA )
TB adalah jumlah saldo dari :
1.      Neraca perdagangan yang mencatat ekspor dan impor barang.
2.      Neraca jasa yang mencatat ekspor dan impor termasuk pendapatan royalti bunga deposito, transfer keuntungan bagi investor asing, pembayaran bunga cicilan utang luar negeri dan kiriman uang masuk dari tenaga kerja indonesia diluar negeri.
3.      Transaksi-transaksi sepihak, yakni yang mencatat transaksi keuangan internasional sepihak atau tanpa melakukan kegiatan keuangan tertentu sebagai kompensasi dari pihak penerima. Terkadang, untuk menutupi defisit TB dilakukan fasilitas khusus dari IMF  yaitu Special Drawing Rights.

CA adalah neraca ygmencatat arus modal jangka pendek dan jangka panjang masuk dan keluar yang terdiri atas modal pemerintah neto dan lalu lintas modal swasta neto. Modal pemerintah yaitu selisih antara pinjaman baru yg didapat dari luar negeri dan pelunasan utang pokok dari pinjaman yg didapat pada periode sebelumya yang sudah jatuh tempo. Lau lintas modal swasta neto adalah selisih antara dana investasi yg masuk, pinjaman dari luar negeri, dan pelunasan utang pokok swasta dan dana investasi keluar negeri. Dana investasi terdiri dari dua macam yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.

MA adalah neraca yg mencatat perubahan cadangan devisa berdasarkan transaksi arus devisa yg masuk dan keluar dari suatu negara dalam suatu periode tertentu yg dicatat oleh bank sentralnya. CD yg dicatat secara resmi, disebut neraca cadangan.

Selisih perhitungan antara neraca cadangan dan neraca moneter disebut error & omission. Karena secara keseluruhan saldo BOP harus ( nol=kredit ),  maka MA berfungsi sebagai pos pengimbang agar selisih agar selisih antara neraca cadangan agar selisih antara neraca cadangan dan e&o sama dengan 0. Oleh karena itu, didalam MA tanda ( + ) berarti defisit atau CD berkurang dan tanda ( - ) artinya surplus ( CD bertambah ).


Ø  MODAL

1.      Manfaat Bagi Negara Pemberi dan Negara Penerima
Seperti halnya perdagangan Internasional, mobilisasi modal antar negara mempunyai manfaat bagu negara pengekspor maupun  pengimpor modal tersebut. Proyek investasi dengan tingkat pengembalian ( return on investment ; ROI ) yang tinggi di suatu negara tidak akan dikorbankan karena kelangkaan dana, sementara proyek investasi dengan hasil yang rendah di negara yg memiliki dana dana berlimpah dapat terus dilaksanakan. Manfaat dari adanya investasi dari DCs di LDCs juga harus dilihat dalam bentuk pertumbuhan output ( PDB ) kesempatan kerja dan pendapatan, peralihan teknologi, pengetahuan manajemen, dll.

2.      Pembiayaan Defisit Tabungan-Investasi ( S-I Gap )
BAGI Indonesia modal asing diperlukan bukan hanya untuk membiayai defisit neraca transaksi berjalan atau menutupi kekurangan CD, tetapi juga untuk membiayai investasi di dalam negeri. Defisit neraca transaksi berjalan paling tidak harus dikompensasi dalam jumlah yg sama oleh surplus CA agar CD tidak berkurang. Semakin besar defisit neraca transaksi berjalan, semakin besar modal masuk yg diperlukan untuk menjaga agar CD tidak berkurang. Indonesia selama ini sangat tergantung modal asing untuk membiayai investasi didalam negeri karena dana yg bersumber dari tabungan lebih kecil daripada kebutuhan dana untuk investasi.

3.      Perkembangan Arus Modal Masuk
Sebagian besar modal asing yang masuk ke Indonesia adalah modal resmi, walaupun porsinya bervariasi antar tahun. Ini karena modal asing resmi lebih dominan dibandingkan modal swasta sebagai sumber eksternal  bagi pembiayaan tabungan-investasi gap Indonesia. Terutama sejak kerisis ekonomi yg disusul dengan krisis politik dan sosial, peran modal asing resmi semakin penting terutama dari IMF, Bank Dunia dan CGI, sedangkan peran dari modal asing berkurang karena indonesia menjadi tidak menarik lagi atau tidak aman untuk investasi.
Sebenarnya yang penting bukan angak persetujuan untuk diperhatikan., tetapi angka realisasinya. Data dari BKPM yang diolah oleh Litbang harian Kompas menunjukan bahwa nilai realisasi investasi langsung di Indonesia baik PMDN maupun PMA rata-rata pertahun sangat kecil sebagai suatu persentase dari nilai investasi yg disetujui.

4.      Arus Modal Resmi
Arus modal resmi dalam bentuk pinjaman maupun bantuan pembangunan dari negara-negara donor secara individu ( pinjaman bilateral ). Pada saat ktisis Indonesia membutuhkan bantuan luar negeri karena modal asing swasta menurun drastis. Pada saat investasi asing mulai masuk lagi ke Indonesia, bantuan luar negeri terutama dalam bentuk bantuan pembangunan dan pinjaman dari IMF menunjukan tren yang menurun.
Bagian terpenting dari arus modal resmi yg diterima oleh pemerintah indonesia setiap tahun adalah bantuan pembangunan dalam bentuk pinjaman dengan bunga sangat murah dan persyaratan-persyaratan sangat lunak, maupun dalam bentuk hibah. Ketergantungan pemerintah terhadap bantuan pembangunan dari sumber eksternal berkorelasi negatif terhadap defisit keuangan pemerintah ( APBN ) yakni sebagai berikut:

BPN = G – Ty
BPN = bantuan pembangunan neto
G= pengeluaran pemerintah
Ty= pendapatan pemerintah

Apabila G>Ty yakni APBN defisit, arus APBN ke Indonesia positif, dan sebaliknya.
Karena defisit APBN dibiayai oleh modal asing resmi yg sebagian besar dalam bentik pinjaman, maka semakin besar defisit APBN, semakin besar pemerintah dalam pembayaran bunga pinjaman. Dan semakin besar pembayaran bunga pinjaman, semakin besar defisit NJ ( TRANSFER NETO) yang kalau lebih besar dari pada surplus NP mengakibatkan semakin besar defisit saldo TB. Berarti, defisit TB mempunyai suatu korelasi yang kuat dengan arus modal asing resmi atau BPN.


Ø  UTANG LUAR NEGERI

1.      FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Salah satu komponen terpenting dari arus modal masuk yang banyak mendapat perhatian di dalam literatur mengenai pembangunan ekonomi di LDCs adalah ULN. Tingginya ULN dari banyak LCDs disebabkan oleh faktor-faktor:
1.      Defisit TB.
2.      Kebutuhan dana untuk membiayai tabungan-investasi gap yang negatif.
3.      Tingkat inflasi yang tinggi.
4.      Dan ketidakefisiensinya struktural di dalam perekonomian mereka.

Jika sebuah negara telah mecapai suatu tingkat pembangunan tertentu pada fase terakhir dari proses pembangunan, ketergantungan negara tersebut terhadap pinjaman luar negeri akan lebih rendah dibandingkan dengan periode pada saat negara itu baru mulai membangun. Proksi yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pembangunan sebuah negara adalah tingkat PDB dalam nilai riil perkapita, sedangkan indikator-indikator makro yang umum digunakan untuk mengukur tingkat ketergantungan sebuah negara yerhadap bantuan atau ULN adalah misalnya rasio ULN-PDB atau rasio ULN terhadap nilai total dari perdagangan luar negeri ekspor+impor atau terhadap nilai ekspor.

2.      PERKEMBANGAN ULN INDONESIA
Dalam kasus Indonesia, tren perkembangan ULN-nya cenderung menunjukkan suatu korelasi positif antara peningkatan jumlah ULN yang sering disebut Growth With Indebtedness.
ULN Indonesia terdiri dari sektor publik ( pemerintah dan BUMN ) dan swasta yang digaransi maupun tidak oleh pemerintah. Sejak krisis ekonomi pinjaman dari IMF menjadi komponen penting dari ULN pemerintah yang dapat dikatakan sebagai penyelamat Indonesia hingga tidak sampai mengalami status kebangkrutan secara finansial.
Khusus untuk ULN pemerintah, salah satu rasionya dalah pembayaran DS terhadap pengeluaran  pemerintah. Selama periode 1993-1994-2000, rasio paling rendah adalah 60% (1993-1994) dan paling tinggi adalah 140% (2000) . Perhitungan rasio ini tidak termasuk utang dari IMF. Rasionya akan lebih tinggi jika termasuk IMF.Rasio pembayaran DS terhadap pengeluaran pemerintah tersebut jauh lebih besar dibandingkan rasio BP luar negeri terhadap pengeluaran pembangunan, yang artinya beban pembayaran DS lebih besar daripada keuntungan dari adanya pinjaman lunak untuk membiayai pinjaman.
Beban pemerintah dalam pembayaran DS menjadi semakin besar sejak krisis ekonomi atau tepatnya sejak pemerintah melibatkan IMF dalam usaha pemulihan ekonomi nasional. Jumlah tersebut merupakan bunga atas pinjaman yg tidak dapat dipakai oleh pemerintah karena pinjaman dari IMF itu hanya boleh difungsikan sebagai pendukung.
BI membuat perhitungan mengenai jadwal pembayaran DS yg harus dilakukan oleh pemerintah kepada IMF selama periode 2002-2010. Perhitungan ini didasarkan pada jumlah utang dari IMF yang diterima oleh pemerintah hingga Juni 2002 sebesar 9,4 miliar dolar AS. Hingga 2010 jumlah pokok utang dan bunga yang dibayar mencapai masing-masing 9,4 miliar dolar AS dan hampir 1 miliar dolar AS.



BAB 3
PENUTUP

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca.





DAFTAR PUSTAKA